Seperti lagunya Teh Ocha, aku sedang dalam tahap Menunggu. Ya, seperti yang kutulis dalam novelku Curhat Sang Presiden, bahwa Menunggu adalah seni mempertahankan diri untuk orang lain yang sebenarnya menyiksa diri sendiri, namun ada frase sedikit untuk melengkapi pengertian Menunggu. Kurasa kalimat yang pas adalah 'demi kebaikan bersama'
Akh, tapi tak apa. Mempermasalahkan menunggu memang tak akan habis dibahas.
Meski sebagian kuakui diriku termasuk manusia-tipe-menunggu, aku adalah orang yang tak sabar dalam beberapa hal. Ikhwal genting misalnya. Kadang sesabar apapun aku dalam menunggu, dorongan untuk keluar dari area sabar selalu menggedor-gedor. Ya, begitulah aku. Menjadi tak seratus persen pria penunggu.
Berkaca dari yang sudah-sudah, aku sedang belajar cara menunggu yang baik. Seperti membuang umpan cantik untuk dimakan. Menentukan waktu yang gol demi mendapatkan ingin yang kuidam-idamkan. Huf, tentunya. Bahkan bisa semalaman aku tak mampu terpejam hanya karena itu.
---
Aku tidak dalam koridor curhat kan? Atau.... Tulisan '.Menunggu' ini hanya pelempiasan kekesalanku terhadap si -H-
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Akh, tapi tak apa. Mempermasalahkan menunggu memang tak akan habis dibahas.
Meski sebagian kuakui diriku termasuk manusia-tipe-menunggu, aku adalah orang yang tak sabar dalam beberapa hal. Ikhwal genting misalnya. Kadang sesabar apapun aku dalam menunggu, dorongan untuk keluar dari area sabar selalu menggedor-gedor. Ya, begitulah aku. Menjadi tak seratus persen pria penunggu.
Berkaca dari yang sudah-sudah, aku sedang belajar cara menunggu yang baik. Seperti membuang umpan cantik untuk dimakan. Menentukan waktu yang gol demi mendapatkan ingin yang kuidam-idamkan. Huf, tentunya. Bahkan bisa semalaman aku tak mampu terpejam hanya karena itu.
---
Aku tidak dalam koridor curhat kan? Atau.... Tulisan '.Menunggu' ini hanya pelempiasan kekesalanku terhadap si -H-
Powered by Telkomsel BlackBerry®