Aku mengenalnya sebagai Asty—wanita berjilbab, yang sering cuap-cuap di salah satu Radio lokal. Tak percaya, kini dia membaca novelku. Bagiku, ketika orang membaca sebuah karya, kurasa itu sudah lebih dari cukup. Karena “nilai” menghargai karya adalah sebuah keputusan memilih.
Saat iseng bertanya, tentang tiga kata—yang cocok untuk menggambarkan Curhat Sang Presiden dia dengan senyum malu-malu bak putri menatapku. Lalu sepuluh detik kemudian dia menguar kata: Curhat Sang Presiden; Keren, Inspiratif, Romantis.
Oh, aku mengulum bibir ria, mendengarnya.
Lantas ketika aku meminta, komentar lengkapnya, Asty malah makin bersemangat, lalu menarik kertas dan menuliskan sejumlah apresiasinya kepadaku:
Curhat Sang Presiden, bisa jadi adalah curhat sang penulis (hehehe…), disajikan secara apik lewat alur cerita yang mengesankan. Inspiratif, romantis, dan menggugah. Sang penulis piawai menggambarkan kesetiaan dari sisi yang berbeda, dengan ending yang memukau. Efeknya, aku jadi penasaran: “cokelat bisa membuat kita melupakan kesedihan kita. Bener gak ya?” Nasty Anwar—Penyiar Radio dan Pecinta Fiksi.
08 May 2011
Asty dan Apresiasinya
Posted by Ello Aris on Sunday, May 08, 2011. Komentar Pembaca Atas Novel Curhat Sang Presiden - 2 comments
2 komentar:
saya sudah mencoba coklat ketika sedang gundah gulana,
tapi mood saya tidak normal :D
tapi setidaknya saya sudah menuntaskan membaca Curhat Sang Presiden dalam keadaan bete karena PLN ngadat ...
Pemilihan judul yang rada nyeleneh menurut saya hehehe
pengen deh dikasih buku itu langsung dari penulisnya.. hihih
Post a Comment
Orang Keren Pasti Komentar...