25 February 2018

Music Of The Month: Film Favorit For You

Gak tahu kenapa akhir-akhir lagi senang nulis. Mau di blog ataupun wattpad. Mungkin hampir dua tahun lebih rehat nulis (baca: jarang nulis) membuat aku yang dulu gila banget dengan dunia ini merasa perlu kembali untuk berwisata dengan kata-kata dan bercinta dengan blog ini lagi.
Oh iya setelah aku merilis beberapa sub tema untuk blog ini seperti Review Buku (dulu: Bilik Buka Buku), Review Film, #Traveling, Kini aku mau menghadirkan sub Music Of The Month. Sesuai namanya Music Of The Month akan bicara soal musik, tapi tidak seperti majalah musik yang punya penjelasan banyak dan detail. Isi Music of The Month hanya soal kenapa aku tertarik dengan satu lagu tertentu, atau tiba-tiba kenapa bisa suka dengan sebuah lagu yang baru pertama kali didengar, atau alasan kenapa aku suka mendengarkan satu lagu berulang-ulang. Tapi sub ini gak selalu ada tiap bulan sih.
Nah, dan untuk perdananya aku mau kasih dua lagu yang selama Februari ini sering banget aku putar berulang-ulang. 
 

Film Favorit by Sheila On 7
Jujur pertama kali dengar Film Favorit, aku langsung suka dengan lagu ini. Aku dengarnya saat monitor Pro2 Jakarta pagi-pagi. Awalnya kupikir lagu ini milik The Finest Tree, soalnya cara nyanyi vokalisnya dan musiknya benar-benar mirip. Tapi ternyata e ternyata setelah cari di internet, aku mendapati kenyataan yang nyanyi adalah band yang dulu populis zaman aku SMP, Sheila On 7. Pertama juga kupikir lagu ini yang nyanyi SO7 tapi gak yakin, karena band ini sudah lama gak mengeluarkan single.
Lagu ini sering menemani aku saat olahraga pagi. Buat yang mau dengar boleh tuh buka youtube-nya.


For You by Liam Payne & Rita Ora
Kalo For You beda lagi. Aku pertama dengar lagu ini gak sengaja karena lagi nyari lagu enak di youtube. Tiba-tiba lagu ini muncul di recommed view di youtube. Trus aku buka. Sebenarnya yang bikin aku suka dengan lagu ini karena video klipnya. Di situ Rita Ora cantik banget. Beda dengan gayanya selama ini. Apalagi Rita pakai gaun yang bikin doi makin cantik. Di video ini juga Liam Payne pun mirip-mirip Justin Timberlake. Konsep video klipnya juga keren. Mewah dan glamor. Btw lagu ini soundtack film Fifty Shades Freed ya kan?
Sama kaya Film Favorit. Lagu ini juga sering kuputar saat olahraga pagi.

17 February 2018

#Traveling Gunung Malintang Piru


Lama rasanya gak posting soal traveling. Padahal kemarin-kemarin sempat ke Jogja, Bandung dan Jakarta. Tapi kali ini aku gak nge-post traveling ke tiga kota besar yang menurut aku menguras kantong itu (nangis di pojokan).  Yang mau aku post adalah salah satu tempat yang menurut aku lumayan enak jadi tujuan traveler, Gunung Malintang Piru.
Sebenarnya awalnya ke sini hanya untuk menghadiri nikahan teman di daerah Taman Jaya. Kebetulan karena akses ke Taman Jaya melewati gunung ini makanya sekalian dolan.
Lokasi

Gunung Malintang Piru berada di Pulau Seram. Ya sesuai namanya gunung ini memang dekat daerah Piru, ibu kota dari Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Gunung ini berada tak jauh daru Gedung DPRD Seram Bagian Barat dan juga Gedung Siwalima.
 

Akses
Untuk mencapai daerah ini dari kota Ambon, kamu harus menyebrang ke Pulau Seram. Rute yang paling enak yang bisa kamu tempuh, menurut aku menggunakan kapal feri. Kamu bisa naik Feri dari pelabuhan Hunimua di Liang (Ambon) tujuan pelabuhan Waipirit (Pulau Seram). Dari pelabuhan kamu bisa naik bus tujuan kota Piru. Nah dari di sini, kamu tinggal naik bus tujuan daerah pesisir seperti Wael, Kotania, atau Taman Jaya. Nanti kamu bisa turun di pertigaan dekat kantor DPRD Seram Bagian Barat.
Kalau nggak mau ribet, dari kota Ambon kamu tinggal naik bus Ambon – Wael. Rutenya akan melewati jalur di atas.
 
View
Bicara soal view, memang tak diragukan lagi kalau Pulau Seram memang selalu menawarkan sejuta panorama indah, mulai dari gunung hingga pantai. Salah satunya ya ini, Gunung Malintang Piru. Tapi sebelumnya aku mau kasih pemahaman dulu buat kamu yang mungkin beranggapan bahwa lokasi ini susah, naik turun lembah atau trekking-nya susah. Eits jangan salah, Gunung Malintang Piru ini sebenarnya hanyalah sebuah bukit. Dan jalan raya membentang di atasnya. Kawasan Gunung Malintang Piru didominasi sembilan puluh persen pohon aksia. Enak banget dilihat. Adem di mata. Dari spot utamanya kamu bisa melihat luasnya laut seram dan beberapa pulau kecil seperti pulau Buntal dan pulau Osi di bawah sana. Bicara soal Osi mungkin kamu sudah tahu, kalau pulau ini memang salah satu primadona wisata di Seram Bagian Barat. Jadi kebayang kan gimana view-nya? Surga!
Untuk ke sini, bagusnya kamu datang pagi atau sore hari. Kalau sore kamu dapat sunset-nya. Kemarin waktu ke sini aku perginya siang makanya harus rela berpanas-panas ria.
Tips
Oh iya, karena polisi sering patroli dekat daerah sini, tips nih buat kamu yang menggunakan motor, selalu pastikan bawa surat kendaraan lengkap plus helm. Aku ke sini lintas menggunakan motor dari kota Ambon. Capek? Iya, tapi terbayar dengan pemandangan yang ditawarkan.
Biaya
Karena kemarin aku menggunakan motor. Biaya yang aku keluarin gak sampai 100 ribu. Bensin full tangki cuman 25 ribu. Ongkos feri 36 ribu. Jadinya total pulang balik (tanpa makan),  Rp. 97.000
Kalau kamu menggunakan bus Ambon – Wael misalnya kamu harus membayar sekitar 90 ribu (bisa lebih murah). Jadi pulang balik sekitar Rp. 180ribu.

Waktu tempuh.
Rincian waktu tempuh menggunakan motor. Ambon – Liang (Pelabuhan Hunimua) = 1 Jam |Liang – Pelabuhan Waipirit = 1 Jam 45 Menit | Pelabuhan Waipirit – Gunung Malintang Piru = 1 Jam 15 Menit. Totalnya kurang lebih 4 jam.
Menggunakan mobil kurang lebih waktu tempuhnya sama.
Menggunakan bus umum, mungkin kamu haru ekstra sabar. Bus Ambon – Wael misalnya, kamu harus naik dari jam 8 pagi di terminal Passo sebab rute ke sana hanya satu kali trip per hari. Sampainya bisa jam 2 atau jam 3 siang. Totalnya kurang lebih 7 jam. Itu bisa lebih cepat atau lambat tergantung kecepatan bus dan antrian kapal feri di pelabuhan.
More Info
Di lokasi ini dapat sinyal 3G. Jadi buat kamu yang ingin langsung nge-post gambar ke sosial media tidak perlu harus ke pusat kota. Bisa langsung update.
Bonus Jalan-Jalan Dusun Wael
Saat kemarin ke Taman Jaya menghadiri nikahan teman, aku nginap di rumah sepupu di Dusun Wael. Daerah ini merupakan salah satu sentra ikan di kecamatan Waesala. Jaraknya dekat banget dengan Gunung Tinggi Piru. Hanya melewati satu dusun, Kotania kalau nggak salah. Menggunakan motor hanya sekitar 13 Menit. Kalau ke sini, kamu harus coba ikannya. Enak-enak dan segar.

Tapi soal sinyal, kamu harus ke pantai untuk mendapatkan 3G dari Telkomsel. 4G belum ada. Bahkan di rumah sepupu aku, handphone harus digantung di tempat tinggi untuk mendapatkan jaringan.
Salah satu tempat instable yang patut kamu kunjungi di dusun Wael, yaitu tambak ikan. Tambak ikan ini milik pribadi warga setempat. Untuk mendapatkan akses ke sini, kamu izin dulu. Tapi hati-hati jembatannya kecil dan goyang-goyang. Beberapa pakunya bahkan sudah lepas. Makanya aku saranin, kamu hati-hati saat berpijak. Kalau enggak, ya resikonya jatuh ke laut. Pemandangannya enak, kamu bisa jadikan pulau Buntal sebagai latar foto kamu.
Tertarik?

Semoga pengalaman traveling aku kali ini bisa menginspirasi kamu buat jalan-jalan ke Gunung Malintang Piru dan Dusun Wael.
See you….

16 February 2018

Titik Temu On Wattpad

Hai sahabat blogger,
Aku baru saja mem-posting cerita baru di wattpad, judulnya Titik Temu. Sebenarnya cerita ini sudah aku buat 7 tahun lalu. Cerita ini banyak ditolak penerbit, jadinya kupikir daripada hanya terpendam di laptop, ya mending aku posting ke wattpad aja.

Tapi sebelumnya juga aku mau kasih tahu, kalau misalnya kamu menemukan kalimat yang kurang pas, atau kata-kata yang jauh dari EBI (Ejaan Bahasa Indonesia), maklumlah. Soalnya cerita ini aku tulis saat ilmu penulisanku masih cetek.
Mudah-mudahan Titik Temu bisa jadi pilihan lain, untuk bacaan kamu selain Hello You atau Amnesia: Karachi Untold Story.
Berikut sinopsisnya:

"Jika kita bertemu sekali lagi apa kita berjodoh," kata Gamal seketika. Misha yang sudah putus asa dengan segala hal bertema jodoh hanya diam, namun juga tak mengiyakan. Bagi Misha cinta telah lama mati. Jodoh telah lama terkubur.
Gamal yakin, Misha tak yakin.
Namun apa daya pertemuan-pertemuan selalu mengajak keduanya dalam perjalanan panjang bernama kisah. Melewatkan waktu yang berulang, hingga terjebak dalam ruang bernama rasa. Jika cinta bisa tumbuh lewat perjumpaan, bagaimana bisa perpisahan dapat egois merenggut segalanya.
"Tuhan jika Gamal menunggu aku, jangan hadirkan pria lain dalam hidupku," doa Misha dalam diam.


Untuk selengkapnya kamu bisa baca melalui link ini. Jangan lupa follow akun wattpad aku di @elloaris
Happy Reading ya….

Oya, aku juga mau kasih tahu kalau Hello You udah ganti cover. Ini penampakannya.

Best, regards
Ello Aris

01 February 2018

Review Film Tubelight

Title: Tubelight
Cast: Salman Khan, Zhu Zhu, Sohail Khan, Shah Rukh Khan
Director: Kabir Khan

Kali ini aku mau review salah satu film yang masuk box office Hindi tahun lalu, Tubelight. Sebenarnya dari pertengahan tahun lalu (2017) aku udah kepincut film ini, tapi gak tahu kenapa baru Januari kemarin ada keinginan tuk download film ini. Alasan aku pengin nonton film ini karena berharap film Salman ini sebagus Bajrangi Baijhaan.
Let’s start to review. Film Tubelight sendiri ber-setting tahun 1962 ketika perang Sino-India. Ceritanya di sini Salman Khan yang memerankan tokoh Laxman Singh Bist memiliki keterbelakangan mental. Dia sering di-bully dengan sebutan tubelight. Laxman sendiri memiliki adik bernama Bharat yang diperankan oleh Sohail Khan.
Ketika pemerintah memutuskan untuk merekrut tentara dalam perlawanan China, salah satu yang terpilih adalah Bharat. Selama perang India – China berlangsung, Laxman tak sengaja memiliki sahabat keluarga keturunan Tionghoa yang kemudian dibenci oleh seluruh warga. Sepintas jalan ceritanya mirip Bajrangi Baijhaan. Di sinilah konflik dirasakan Laxman, ketika adiknya dan seluruh India memerangi warga China dia malah bersahabat baik dengan orang berketurunan Tiongkok. Keluarga China ini diperankan oleh ibu dan anak (Zhu Zhu dan Matin Rey Tangu). Laxman menjadi sangat dilematis ketika adiknya menjadi salah satu korban keganasan tentara China. Dia harus merelakan nasib kakaknya di tangan tentara China sekaligus meyakinkan warga bahwa keluarga Zhu Zhu tak boleh diperangi.
Sebenarnya jujur aku kurang menikmati film ini, mungkin karena aku sudah terhipnotis dengan film Salman Bajrangi Baijhaan. Jadi ada harapan lebih. Tapi menurut aku secara keseluruhan ide film ini tak segar, sebab jika melihat konfliknya mirip banget Bajrangi (tadi setelah aku ngecek Wikipedia, ternyata film ini diadaptasi dari film America, Little Boy). Untuk setting-nya aku suka banget, karena memang aku termasuk orang yang menyukai setting film yang jauh dari kesan kota, seperti Barfi dan Bajrangi. Kalau musiknya aku lumayan suka, tapi kalau dengar soundtrack-nya mirip banget dengan Bajrangi. Eh tapi yang bikin surprise di film ini muncul Shah Rukh Khan sebagai cameo. Shah Rukh terlibat adegan dengan kompatriotnya Salman. Padahal aku ingat banget dua atau setahun lalu, ada dialog dalam film mereka yang berusaha untuk saling menyindir. Fyi juga nih temans, ternyata Zhu Zhu itu aktris tiongkok beneran loh, mungkin sutradaranya pengin tokoh Chinese-nya benar-benar orang Tiongkok. Tapi lafal India Zhu kurang maksimal, ini bisa dimaklumi.
Meski masuk jajaran box office aku kurang begitu terlalu suka dengan film ini, makanya aku kasih 2,7 dari 5 bintang untuk film ini.
Sekian review aku. Semoga kita bisa ketemu di review film berikutnya.